Norita, Norita (2022) Penilaian Kerusakan Elemen Fisik Bangunan Heritage Dengan Building Information Modeling (BIM): Studi Kasus Istana Alwatzikhoebillah Sambas. Skripsi thesis, Universitas Tanjungpura.
Text (Cover)
Cover_D1031181048.pdf - Published Version Download (53kB) |
|
Text (Yuridis)
Yuridis_D1031181048.pdf - Published Version Download (295kB) |
|
Text (Surat Pernyataan)
SP_D1031181048.pdf - Published Version Download (24kB) |
|
Text (Abstrak)
Abstrak_D1031181048.pdf - Published Version Download (24kB) |
|
Text (Kata Pengantar)
Kapeng_D1031181048.pdf - Published Version Download (23kB) |
|
Text (Daftar Isi)
Dafis_D1031181048.pdf - Published Version Download (47kB) |
|
Text (Daftar Lain)
Daflain_D1031181048.pdf - Published Version Download (63kB) |
|
Text (Bab I)
Bab1_D1031181048.pdf - Published Version Download (55kB) |
|
Text (Bab II)
Bab2_D1031181048.pdf - Published Version Download (191kB) |
|
Text (Bab III)
Bab3_D1031181048.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
Text (Bab IV)
Bab4_D1031181048.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (30MB) |
|
Text (Bab V)
Bab5_D1031181048.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (17kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
Dapus_D1031181048.pdf - Published Version Download (88kB) |
|
Text (Lampiran)
Lamp_D1031181048.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Bangunan heritage merupakan aset warisan arsitektur yang penting untuk dikonservasi dan dipelihara. Keberadaan bangunan cagar budaya menggambarkan identitas suatu wilayah dan arsitektur masa lalu. Salah satu wujud cagar budaya di Indonesia adalah Istana Alwatzikhoebillah. Istana Alwatzikhoebillah merupakan peninggalan arsitektur melayu yang menjadi tempat berlangsungnya pemerintahan kerajaan islam di Kalimantan Barat, yaitu Kesultanan Sambas. Istana Alwatzikhoebillah yang dikenal sebagai Keraton Sambas berkonstruksi kayu belian. Penggunaan material kayu pada bangunan heritage mencerminkan karakteristik sosial budaya setempat. Namun, elemen fisik bangunan dari material kayu sangat mudah mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu apalagi usianya mencapai ratusan tahun. Penurunan kekuatan dan ketahanan material kayu dapat terjadi akibat berbagai faktor, baik faktor biologis maupun non-biologis. Perubahan warna, tekstur ataupun cacat pada permukaan elemen fisik bangunan tidak dapat dianggap remeh. Perubahan ini dapat merubah wujud asli elemen tersebut sehingga upaya dokumentasi keseluruhan bangunan harus segera dilakukan. BIM menjadi salah satu cara mendokumentasikan bangunan cagar budaya dalam beberapa dekade terakhir. Dokumentasi BIM dapat merekam informasi terkait bagian struktural maupun arsitektural bangunan bersejarah seperti posisi maupun ukuran elemen. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan eksplanatoris sekuensial, metode kuantitatif untuk menghitung luas permukaan elemen fisik yang rusak dan dilanjutkan metode kualitatif untuk menganalisis kerusakan yang terjadi pada bangunan cagar budaya Istana Alwatzikhoebillah. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara observasi lapangan tanpa dilakukannya uji lab dan studi literatur. Observasi lapangan dilaksanakan dengan metode survei geometri yang terdiri dari metode survei manual dan metode fotogrametri jarak dekat. Metode survei manual menggunakan peralatan sederhana, yaitu meteran, sedangkan metode fotogrametri jarak dekat menggunakan drone dan kamera DSLR. Data foto yang terkumpul diolah menjadi modeling 3D bangunan kemudian dilakukan pemetaan kerusakan elemen fisik bangunan secara manual dalam gambar 2D dengan filled region software revit. Setiap pemetaan diberikan atribut kode untuk menginput data luas area kerusakan yang terjadi dan sebagai informasi data ke dalam BIM. Luas area kerusakan tersebut dijabarkan secara keseluruhan dengan plug-in dynamo. Kemudian ditotalkan berdasarkan elemen fisik bangunan yang terdiri dari elemen struktural, elemen non-struktural, dan elemen ornamen dekoratif. Hasil akhir penelitian ini berupa data pemetaan kerusakan bangunan berusia 89 tahun dengan kode warna berbeda sesuai faktor dan pengkodean setiap kerusakan. Elemen yang mengalami dampak dari faktor kerusakan antara lain penutup atap, lisplang atap, kolom, lantai, pintu, jendela, pagar teras, tangga, dan kolong pondasi. Hampir semua elemen yang mengalami kerusakan telah dilapisi oleh cat kecuali elemen penutup atap dan beberapa bagian tangga. Faktor kerusakan yang dominan terjadi adalah akibat jamur pelapuk putih atau basa kuat (kode A); jamur pelapuk cokelat, jamur pelapuk lunak, jamur pewarna kayu, erosi mekanis dan perubahan cuaca, atau asam kuat (kode C); jamur pewarna kayu atau lumut (kode D); jamur pewarna kayu atau erosi mekanis dan perubahan cuaca (kode E); dan jamur pewarna kayu (kode F). Akibat terbesar yang ditimbulkan pada elemen penutup atap disebabkan oleh faktor kode E sebesar 45,97%, pada elemen lisplang atap disebabkan oleh faktor kode D sebesar 0,42%, pada elemen tangga disebabkan oleh faktor kode D sebesar 3,01%, pada elemen kolong pondasi dikarenakan faktor kode D sebesar 2,13%, pada elemen dinding dikarenakan faktor kode C sebesar 1,18%, pada elemen pagar teras oleh faktor kode E sebesar 0,9%, pada elemen jendela dikarenakan faktor kode F sebesar 0,01%, pada elemen kolom dikarenakan faktor kode C sebesar 0,18%, pada elemen lantai disebabkan oleh faktor kode D sebesar 2,12%, dan pada elemen pintu disebabkan oleh faktor kode E sebesar 0,05%.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | 700 - Seni dan Rekreasi > 720 Arsitektur > 720 Arsitektur | ||||||
Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur S1 | ||||||
Depositing User: | Sri Yulihartini | ||||||
Date Deposited: | 04 Jul 2024 04:08 | ||||||
Last Modified: | 04 Jul 2024 04:08 | ||||||
URI: | http://36.95.239.66/id/eprint/1168 |
Actions (login required)
View Item |