Kurniawan, Aprit Jose (2022) Pendugaan Stok Ikan Belanak (Mugil Cephalus) Hasil Tangkapan Nelayan di Muara Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Skripsi thesis, Universitas Tanjungpura.
Text (Cover)
Cover_C1101161001.pdf - Published Version Download (26kB) |
|
Text (Yuridis)
Yuridis_C1101161001.pdf - Updated Version Download (562kB) |
|
Text (Abstrak)
Abstrak_C1101161001.pdf - Published Version Download (16kB) |
|
Text (Kata Pengantar)
Kapeng_C1101161001.pdf - Published Version Download (14kB) |
|
Text (Daftar Isi)
Dafis_C1101161001.pdf - Published Version Download (48kB) |
|
Text (Daftar Lain)
Daflain_C1101161001.pdf - Updated Version Download (14kB) |
|
Text (Bab I)
Bab1_C1101161001.pdf - Updated Version Download (23kB) |
|
Text (Bab II)
Bab2_C1101161001.pdf - Published Version Download (108kB) |
|
Text (Bab III)
Bab3_C1101161001.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (141kB) |
|
Text (Bab IV)
Bab4_C1101161001.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (237kB) |
|
Text (Bab V)
Bab5_C1101161001.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (13kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
Dapus_C1101161001.pdf - Published Version Download (1MB) |
|
Text (Surat Pernyataan)
SP_C1101161001.pdf - Published Version Download (11kB) |
|
Text (Lampiran)
Lamp_C1101161001.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Kabupaten Kubu Raya merupakan kabupaten yang mempunyai jumlah tangkapan ikan terbesar kedua di Provinsi Kalimantan Barat. Muara Sungai Kakap yang terletak di Kabupaten Kubu Raya digunakan oleh masyarakat setempat sebagai sumber mata pencaharian, sektor perikanan juga memberikan pendapatan daerah terbesar bagi pembangunan Kabupaten Kubu Raya. Ikan belanak (Mugil cephalus) adalah salah satu jenis ikan hasil tangkapan nelayan, secara khusus nelayan pukat isang atau gillnet, ikan belanak banyak diminati oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomis serta nilai gizi yang tinggi. Ikan Belanak (Mugil cephalus) adalah jenis ikan pelagis perairan laut satu di antara jenis ikan lainnya yang sebagai tempat hidupnya menggunakan habitat perairan pantai, hingga sungai-sungai muara pada perairan dengan substrat lumpur berpasir termasuk di muara Sungai Kakap, bahkan tersebar di wilayah subtropis maupun tropis (Nuringtyas dkk, 2019). Makanan ikan belanak pada umumnya berupa plankton, baik zooplankton atau fitoplankton, tumbuhan air, serta organisme lain yang berukuran lebih kecil. Penangkapan ikan belanak di muara Sungai Kakap dilakukan secara terus menerus oleh nelayan, tanpa adanya kebijakan yang membatasinya, sehingga dapat menyebabkan stok ikan belanak terancam menipis dan bahkan terjadi kelangkaan. Belum adanya penelitian yang dilakukan mengenai pendugaan stok ikan belanak di muara Sungai Kakap. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk menduga stok keberadaan ikan yang meliputi frekuensi Panjang ikan, Hubungan panjang dan Berat, Pola pertumbuhan, Mortalitas dan Laju ekploitasi ikan belanak. Penelitian dilaksanakan di Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat yang dilakukan selama 3 bulan dari bulan Maret 2022 hingga Mei 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode acak sederhana yaitu dari total tangkapan ikan yang diperoleh diambil sampel sebanyak 20%. Pengambilan sampel ikan dilakukan sebanyak 4 kali turun lapangan dengan interval waktu pengambilan sampel yaitu 1 kali pengambilan dengan kurun waktu 2-3 minggu selama 3 bulan. Variabel yang diamati panjang, berat, jenis kelamin dan suhu perairan. Ananilis pengelolaan data penelitian ini menggunakan program software FISAT II versi 1.2.2 tahun 2005 yang dikeluarkan oleh FAO-ICLARM. Hasil penelitian menunjukan ikan belanak yang tertangkap selama penelitian berjumlah 177 ekor jantan dan 142 ekor betina. Frekuensi tertinggi berturut-turut pada ikan belanak jantan dan betina yaitu 17-17,9 dan 15-15,9. Analisis hubungan panjang dan berat ikan belanak jantan, betina dan gabungan menghasilkan pola pertumbuhan allometrik negatif, dimana pertumbuhan panjang ikan lebih cepat daripada pertambahan berat ikan. Parameter pertumbuhan menunjukan pertumbuhan ikan belanak jantan lebih cepat dibandingkan dengan ikan belanak betina. Nilai mortalitas penangkapan (F) menunjukan lebih tinggi dibandingkan nilai mortalitas alami (M). Laju ekploitasi (E) berturut-turut ikan belanak jantan, betina dan gabungan yaitu (0,76), (0,62) dan (0,71) Sehingga dikatakan pemanfaatannya melebihi batas nilai optimum yaitu (0,5) dan mengalami tingkat eksploitasi berlebih (overexploited). Saran dari hasil kesimpulan penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjut terkait pendugaan stok ikan belanak dengan rentang waktu yang lebih lama agar diperoleh data yang lebih akurat terkait perkembangan populasi dan perlu pengaturan ulang mesh size yang digunakan supaya lebih di perbesar sehingga ikan yang masih muda atau yang belum memijah tidak tertangkap. Selain itu nelayan tidak melakukan penangkapan ikan belanak pada musim pemijahan
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | 500 – Ilmu Pengetahuan > 590 Ilmu hewan (zoologi) > 597 Vertebrata berdarah dingin | ||||||
Divisions: | Fakultas Pertanian > Manajemen Sumberdaya Perairan S1 | ||||||
Depositing User: | Robiatul Adawiyah | ||||||
Date Deposited: | 11 Jul 2024 08:06 | ||||||
Last Modified: | 11 Jul 2024 08:06 | ||||||
URI: | http://36.95.239.66/id/eprint/1027 |
Actions (login required)
View Item |