Pola Kemitraan Di Perkebunan Kelapa Sawit :Studi Pada Pt. Mitra Austral Sejahtera Di Desa Upe Kecamatan Bonti kabupaten Sanggau

Srikujam, Dominikus Okbertus (2015) Pola Kemitraan Di Perkebunan Kelapa Sawit :Studi Pada Pt. Mitra Austral Sejahtera Di Desa Upe Kecamatan Bonti kabupaten Sanggau. Skripsi thesis, Universitas Tanjungpura.

	Text (Cover) Cover_E41107039.pdf - Published Version Download (567kB)
	Text (Yuridis) Yuridis_E41107039.pdf - Published Version Download (534kB)
	Text (Abstrak) Abstrak_E41107039.pdf - Published Version Download (467kB)
	Text (Daftar Isi) Dafis_E41107039.pdf - Published Version Download (478kB)
	Text (Daftar Lain) Daflain_E41107039.pdf - Published Version Download (470kB)
	Text (Bab I) Bab1_E41107039.pdf - Published Version Download (486kB)
	Text (Bab II) Bab2_E41107039.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (552kB)
	Text (Bab III) Bab3_E41107039.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (478kB)
	Text (Bab IV) Bab4_E41107039.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (613kB)
	Text (Bab V) Bab5_E41107039.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (472kB)
	Text (Daftar Pustaka) Dafpus_E41107039.pdf - Published Version Download (508kB)

Abstract

Penulisan Skripsi ini dimaksud untuk memberikan pemahaman mengenai Pelaksanaan Pola Kemitraan yang di lakukan oleh Perusahaan Perkebunan Kelapa sawit bersama masyarakat petani plasma di wilayah perkebunannya.Menarik di teliti mengenai prinsip kemitraan yaitu saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan dengan petani mitra mengingat masih banyak nya konflik antara petani dan perusahaan.Konflik yang terjadi antara perusahaan perkebunan sawit selalu terkait dengan persoalan lahan, bagi hasil dan tanggung jawab social perusahaan kepada masyarakat.Untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pola kemitraan yang di lakukan oleh Perusahaan Kelapa Sawit PT. Mitra Austral Sejahtera di Desa Upe, Kecamatan Bonti, Kabupaten Sanggau, harus di lihat dari tiga faktor penyebab konflik yaitu faktor Lahan, faktor bagi hasil dan faktor tanggung jawab social perusahaan kepada petani dan masyarakat sekitar yang telah di atur di berbagai macam peraturan yang berlaku. Dari penelitian yang di lakukan, di awal masuk nya saja PT.MAS sudah menanam kan bibit konflik lahan dimana PT.MAS menggunakan istilah Derasa sebagai pengganti istilah Ganti Rugi. Konflik lahan berlanjut dengan adanya perbedaan versi luas lahan plasma petani antara PT.MAS , KUD Maything Hija, dan Pemerintah Daerah Sanggau. Perbedaan versi ini sangat menyulitkan Badan Pertanahan Nasional untuk melakukan proses sertifikasi lahan plasma petani yang akhirnya merugikan petani plasma. Akibat dari konflik lahan ini juga telah terjadi bentrok yang mengakibatkan 4 (empat) orang petani plasma di adili dan di penjara karena berusaha menuntut hak nya sebagai mitra.Dari faktor bagi hasil terlihat adanya indikasi saling merugikan di antara perusahaan dan petani.Ada oknum petani plasma yang melakukan penumpangan hasil kebun swadaya ke hasil TBS kebun plasma yang membuat perusahaan di rugikan karena berkualitas di bawah standar yang di tentukan.Untuk membatasi nya perusahaan menetapkan Grading TBS kebun plasma yang membuat banyak hasil TBS kebun plasma yang di tolak.Pencurian TBS kebun inti pun marak terjadi di karenakan pihak perusahan tidak secara lansung menerima hasil TBS kebun swadaya. Dari faktor tanggung jawab social perusahaan pun PT.MAS tidak melakukan apa yang menjadi kewajibannya. Fasilitas-fasilitas umum dan pembinaan kepada petani plasma lalai di lakukan oleh PT.MAS.Melihat hal tersebut dapat lah di katakana bahwa belum terpenuhinya prinsip kemitraan saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan antara Perusahaan perkebunan kelapa sawit dan Petani plasma sebagai mitra.

Actions (login required)

View Item