Efek Kekurangan Energi Protein (Kep) Terhadap Berat Badan Dan Berat Usus Halus Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Sprague-Dawley

Chelsia, Chelsia (2015) Efek Kekurangan Energi Protein (Kep) Terhadap Berat Badan Dan Berat Usus Halus Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Sprague-Dawley. Skripsi thesis, Universitas Tanjungpura.

[img] Text (Cover)
Cover_I11112037.pdf - Published Version

Download (621kB)
[img] Text (Yuridis)
Yuridis_I11112037.pdf - Published Version

Download (645kB)
[img] Text (Abstrak)
Abstrak_I11112037.pdf - Published Version

Download (652kB)
[img] Text (Kata Pengantar)
Kapeng_I11112037.pdf - Published Version

Download (653kB)
[img] Text (Daftar Isi)
Dafis_I11112037.pdf - Published Version

Download (563kB)
[img] Text (Daftar Lain)
Daflain_I11112037.pdf - Published Version

Download (551kB)
[img] Text (Bab I)
Bab1_I11112037.pdf - Published Version

Download (663kB)
[img] Text (Bab II)
Bab2_I11112037.pdf - Published Version

Download (1MB)
[img] Text (Bab III)
Bab3_I11112037.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (786kB)
[img] Text (Bab IV)
Bab4_I11112037.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (691kB)
[img] Text (Bab V)
Bab5_I11112037.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (547kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Dafpus_I11112037.pdf - Published Version

Download (666kB)

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Kekurangan energi protein (KEP) merupakan permasalahandunia, dengan prevalensi 15,1% pada tahun 2012. Kalimantan Barat merupakansalah satu dari 10 besar provinsi dengan prevalensi KEP tertinggi di Indonesiatahun 2013, dengan prevalensi 27%. Pada KEP hampir seluruh organ mengalamipengurangan massa sebagai mekanisme kompensasi tubuh untuk mengurangipengeluaran energi karena asupan yang tidak adekuat. KEP menyebabkan atrofiusus halus yang menyebabkan kegagalan pencernaan dan memperparah kondisiKEP. Tujuan: Mengetahui pengaruh KEP terhadap berat badan dan berat usushalus tikus Sprague-Dawley. Metodologi: Desain penelitian adalah post test onlycontrol group design. Tiga puluh ekor tikus Sprague-Dawley dibagi dalam enamkelompok, masing-masing terdiri atas 5 ekor tikus. Kelompok perlakuan yangterdiri atas tiga kelompok (7 hari, 14 hari, dan 21 hari) diberi makan sebanyak50% dari kelompok kontrol yang juga terdiri atas tiga kelompok hari yang sama.Berat badan dan berat usus halus diukur setelah durasi perlakuan tercapai. Hasil:Berat badan tikus Sprague-Dawley kelompok perlakuan lebih rendah secarabermakna (p<0,05, uji T tidak berpasagan) dibandingkan dengan kelompokkontrol pada seluruh kelompok hari. Berat usus halus tikus Sprague-Dawley padakelompok perlakuan lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengankelompok kontrol pada 14 hari (p<0,05, uji Mann-Whitney) dan 21 hari (p<0,05,uji T tidak berpasangan). Selisih rata-rata berat badan dan berat usus halus antarakelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak berubah setelah diperlakukanselama 14 hari. Terdapat korelasi positif kuat antara berat badan dan berat usus(p<0,01, uji korelasi Spearman) dengan koefisien 0,769. Kesimpulan: Semakinlama kondisi KEP, berat badan dan berat usus halus tikus Sprague-Dawleysemakin menurun. Penurunan berat badan dan berat usus halus tersebut semakinberkurang seiring berjalannya waktu. Berat badan yang rendah menunjukkanrendahnya berat usus halus tikus Sprague-Dawley pada kondisi KEP. Abstract Background: Protein Energy Malnutrition (PEM) is a worldwide problem, with15.1% prevalence in 2012. West Borneo is one of 10 highest PEM prevalence inIndonesia in 2013, with 27% prevalence. On PEM most of organ losses mass asmechanism of compensation due to inadequate intake. PEM leads to smallintestine atrophy that cause intestinal failure and worsening PEM. Aim: to findout PEM effects on body weight and small intestine weight of Sprague-Dawleyrat. Methods: This experiment use Post test only control group design. ThirtySprague-Dawley rats are separated into six group, five rats for each group.Restricted group that consist of three groups (7 days, 14 days, and 21 days) isgiven food 50% less from control groups that also consist of three consecutivegroup. Body weight and Small intestine weight are measured when the ratsreached the duration of restriction. Results: Body weight of Sprague-Dawley ratson restricted groups are significantly lower (p<0.05, Independent T test) thancontrol groups on all groups of day. Small intestine weight of Sprague-Dawleyrats on restricted groups are significantly lower than control groups on 14 days(p<0.05, Mann-Whitney test) and 21 days (p<0.05, independent T test). Thedifference of body weight and small intestine weight mean between restrictedgroup and control group didn’t change after restricted for 14 days. There is astrong positive correlation between body weight and small intestine weight(p<0.01, Spearman Correlation test), and the coefficient is 0.769. Conclusion: Astime progresses, body weight and small intestine weight of Sprague-Dawley ratskeep decreasing in rats with PEM. The rates of decreases, however, is gettingsmaller overtime. Low body weight shows low small intestine weight of Sprague-Dawley rats with PEM.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNomor Induk Mahasiswa (NIM)Email
Chelsia, ChelsiaNIMI11112037UNSPECIFIED
Subjects: 600 – Teknologi (Ilmu Terapan) > 610 Ilmu kedokteran, ilmu pengobatan dan ilmu kesehatan > 616 Penyakit
Divisions: Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter S1
Depositing User: Robiatul Adawiyah
Date Deposited: 28 Dec 2022 03:55
Last Modified: 25 Jan 2023 08:05
URI: http://36.95.239.66/id/eprint/182

Actions (login required)

View Item View Item