Pemanfaatan Bottom Ash Di PLTU Kabupaten Ketapang Sebagai Agregat Halus Pada Perkerasan Hrs Base Ditinjau Dari Karakteristik Marshall

Setyawan, Eddysius (2022) Pemanfaatan Bottom Ash Di PLTU Kabupaten Ketapang Sebagai Agregat Halus Pada Perkerasan Hrs Base Ditinjau Dari Karakteristik Marshall. Skripsi thesis, Universitas Tanjungpura.

[img] Text (Cover)
Cover_D1011151019.pdf - Published Version

Download (91kB)
[img] Text (Yuridis)
Yuridis_D1011151019.pdf - Published Version

Download (763kB)
[img] Text (Surat Pernyataan)
SP_D1011151019.pdf - Published Version

Download (30kB)
[img] Text (Abstrak)
Abstrak_D1011151019.pdf - Published Version

Download (48kB)
[img] Text (Kata Pengantar)
Kapeng_D1011151019.pdf - Published Version

Download (34kB)
[img] Text (Daftar Isi)
Dafis_D1011151019.pdf - Published Version

Download (57kB)
[img] Text (Daftar Lain)
Daflain_D1011151019.pdf - Published Version

Download (58kB)
[img] Text (Bab I)
Bab1_D1011151019.pdf - Published Version

Download (37kB)
[img] Text (Bab II)
Bab2_D1011151019.pdf - Published Version

Download (521kB)
[img] Text (Bab III)
Bab3_D1011151019.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (322kB)
[img] Text (Bab IV)
Bab4_D1011151019.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (481kB)
[img] Text (Bab V)
Bab5_D1011151019.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (18kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Dapus_D1011151019.pdf - Published Version

Download (15kB)
[img] Text (Lampiran)
Lamp_D1011151019.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Penggunaan batu bara sebagai sumber energi menghasilkan limbah padat berupa fly ash dan bottom ash dari hasil pembakaran yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Pemanfaatan limbah abu batu bara yang dihasilkan pada saat pembakaran batu bara oleh PLTU Kabupaten Ketapang masih belum optimal. Limbah yang dihasilkan mencapai ± 23,13 ton /hari yang terdiri dari 99,5% fly ash dan 0,5% bottom ash, bukan hanya di lihat dari 0,5% limbah bottom ash /hari tetapi juga di lihat dari kondisi lahan untuk menampung limbah bottom ash dan fly ash beberapa tahun terakhir yang sudah terjadi penumpukan. Oleh karena itu pada penelitian ini bottom ash digunakan sebagai agregat halus pengganti agar dapat mengurangi kuantitas limbah di PLTU Kabupaten Ketapan. Berdasarkan kenyataan tersebut, timbullah suatu pemikiran pemakaian limbah sisa pembakaran batu bara sebagai agregat halus pada campuran aspal khususnya campuran Hot Rolled Sheet – BASE atau Lataston. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah bottom ash dapat dijadikan agregat halus, menganalisa pengaruh limbah batu bara menggunakan uji marshall serta mengetahui perbandingan pasir dan bottom ash sebagai agregat halus. Metode Analisis data dilakukan dengan Metode Bina Marga menggunakan spesifikasi HRS-BASE dengan Metode Pengujian Marshall, Pengujian Marshall meliputi : analisa void yang terdiri dari VMA (Void Material Aggregate), VIM (Void in the Mix) dan VFB (Void Filled with Bitumen), dan MQ (Marshall Quotient).Menganalisa data dari pencatatan dan perhitungan-perhitungan dari pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan Metode Marshall Test. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. Bahan agregat kasar, aspal dan filler yang digunakan berasal dari Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. Bottom ash sisa pembakaran batu bara berasal dari Kabupaten Ketapang. Proporsi campuran agregat kasar 55%, agregat halus 39,5%, filler 5,5%. Perencanaan benda uji pada 2 jenis agregat halus berbeda, yaitu 6% ; 6,5% ; 7% ; 7,5% ; 8% pada tiap persentase aspal di buat sebanyak 3 buah, jadi total benda uji sebanyak 30 buah. Pengujian bahan terdiri dari aspal, agregat kasar, agregat halus dan filler. Pengujian campuran beraspal panas meliputi volumemetrik dan marshall. Campuran merupakan gabungan dari agregat yang masing-masing memiliki nilai berat jenis dari agregat kasar (2,575 gr/cm3), berat jenis Filler (2,626 gr/cm3) dan berat jenis aspal (1,045) yang sama namun pada berat jenis agregat halus berbeda, dimana pada bottom ash didapatkan 2,534 gr/cm3 sedangankan pada pasir adalah 2,628 gr/cm3. Dari kadar aspal optimum dilakukan pengujian menggunakan pasir, dan bottom ash, diperoleh nilai parameter marshall, pada pasir nilai stabilitas 1044,06 kg, flow 4,03 mm, VIM 4,13%, VMA 17,97 %, VFB 81,32% dan MQ 260,51 kg/mm. Pada bottom ash nilai stabilitas sebesar 997,92 kg, flow3,90mm, VIM 4,18%, VMA 18,13%, VFB 83,15%, dan nilai Marshall Quotient(MQ) 256,04 kg/mm. Dari parameter pengujian kedua jenis agregat halus tersebut telah memenuhi spesifikasi bina marga 2018, sehingga dapat disimpulkan bahwa bottom ash dapat dijadikan alternatif agregat halus selain menggunakan pasir. Pengaruh campuran aspal menggunakan bottom ash terletak pada jumlah kadar aspal optimum yang lebih banyak jika dibandingkan dengan campuran aspal menggunakan pasir. Hasil analisa void juga menunjukkan pengaruh penggunaan bottom ash terhadap beberapa nilai parameter seperti VIM, VMA dan VFB yang lebih tinggi dibandingkan dengan campuran aspal menggunakan pasir.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNomor Induk Mahasiswa (NIM)Email
Setyawan, EddysiusNIMD1011151019UNSPECIFIED
Subjects: 600 – Teknologi (Ilmu Terapan) > 620 Ilmu teknik dan ilmu yang berkaitan > 625 Teknik jalan kereta api dan jalan raya
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil S1
Depositing User: Sri Yulihartini
Date Deposited: 02 Jul 2024 02:10
Last Modified: 02 Jul 2024 02:10
URI: http://36.95.239.66/id/eprint/1079

Actions (login required)

View Item View Item