Fonologi Bahasa Dayak Salako

Nikodemus Desrianus Rio, Parera (2012) Fonologi Bahasa Dayak Salako. Skripsi thesis, Universitas Tanjungpura.

	Text (Cover) Cover_F11102427.pdf - Published Version Download (569kB)
	Text (Yuridis) Yuridis_F11102427-2.pdf - Published Version Download (515kB)
	Text (Abstrak) Abstrak_F11102427-5.pdf - Published Version Download (556kB)
	Text (Kata Pengantar) Kapeng_F11102427-3.pdf - Published Version Download (551kB)
	Text (Daftar Isi) Dafis_F11102427-6.pdf - Published Version Download (546kB)
	Text (Bab I) Bab1_F11102427-7.pdf - Published Version Download (712kB)
	Text (Bab II) Bab2_F11102427-8.pdf - Published Version Download (825kB)
	Text (Bab III) Bab3_F11102427-9.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (539kB)
	Text (Bab IV) Bab4_F11102427-10.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text (Bab V) Bab5_F11102427-11.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (585kB)
	Text (Daftar Pustaka) Dapus_F11102427-12.pdf - Published Version Download (522kB)

Abstract

Bahasa Dayak Salako (BDS) tumbuh dan berkembang beberapa wilayah yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, dan Singkawang. Peneliti memilih meneliti di Kelurahan Bagak Sahwa Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang. BDS berfungsi sebagai alat komunikasi serta sebagai lambang identitas dan kebanggaan masyarakat Dayak Salako.Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Fonologi BDS dengan submasalah yaitu: fonetik BDS dan fonemik BDS. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan fonetik BDS menyangkut masalah inventarisasi bunyi dan deskripsi bunyi dan Fonemik BDS yang menyangkut pemuktian fonem, fonem dan alofonnya dan struktur dalam suku kata. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan perbandingan BDS dengan bahasa lain, untuk mengetahui bagaimana Fonologi BDS, merupakan bentuk pelestarian BDS, dan dapat menambah pengetahuan linguistik bagi peneliti maupun bagi para pembaca.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan berbentuk kualitatif. Data penelitian berupa kosakata BDS yang dipakai oleh penutur asli BDS. Dalam pengumpulan data digunakan teknik Pemaningan, Wawancara, Pencatatan, teknik Simak Libat Cakap (SLC), dan Perekaman.Berdasarkan analisis data ditemukan ciri-ciri Fonologi BDS yaitu, (1) fonem /l/ di tengah kata diragukan keberadaannya, (2) fonem /a/ tidak terdapat di akhir kata, (3) status diftong dalam BDS diragukan keberadaannya. Hal ini karena dua vokal yang beruntun yang terdapat dalam BDS selalu terpisah pada saat diujarkan. Misalnya cawo diujarkan ca kemudian diikuti o, (4) tidak terdapat fonem /∂/ dalam BDS. Bunyi vokal dalam BDS yaitu [a], [i], [u], [e], dan [o]. Konsonan dalam BDS meliputi [b], [p], [d], [t], [c], [j], [k], [?], [g], [s], [h], [m], [n],[Ν], [⎠], [r], [l], [w], dan [y]. Adapun deret vokal dalam BDS yaitu /ia/, ie, io,iu, eo, ei, ai, au, ao, ua, ui, uo, oa, oe, dan oi. Deret konsonan dalam BDS terdapat tiga belas yaitu –mp-, -mb-, -nc-, -nd-, -nj-, -ns-, -sn-, -nt-, -tn-, -ks-, -Νk-, -Νs-, dan -Νg-.Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan. Penelitian sebelumnya berjudul Salako or Badamea sketch Grammar, Texts and Lexicon of a Kanayatn Dialect in West Borneo oleh K. Alexander Adelaar. Dalam penelitiannya itu Adelaar menyebutkan bahwa di Sarawak, Salako lebih biasa dikenal sebagai "Selako." Istilah "Salako" (atau "Selako") juga digunakan sebagai label etnik lokal di Sarawak dan Kabupaten Sambas, tapi tidak di Bengkayang atau di sekitar Kota Singkawang, dimana bahasa ini dikenal dengan nama "Badamea" atau "Damea."

Actions (login required)

View Item